SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Rabu, 19 Oktober 2011

Denpasar,LSMTELINGALEBAR:  - Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Made Mudra menyatakan dewasa ini semakin nampak adanya gejala dijauhinya bahasa Bali dalam kancah pergaulan keseharian masyarakat Bali. Hal ini tidak terlepas akibat dampak pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga membawa perubahan pada lingkungan secara cepat dan komplek. Perubahan tersebut berpengaruh pada persepsi, wawasan, sikap masyarakat serta kesadaran dan kecintaan terhadap budaya termasuk bahasa daerahnya. 
   ”Gejala seperti ini mestinya diantisipasi dengan cepat melalui
karya nyata bila tidak ingin bahasa Bali semakin terpinggirkan”, ucap Made Mudra pada Seminar Bahasa Bali Dan
Kaligrafi, Selasa (18/10), di Denpasar.
   Seminar yang berlangsung selama tiga hari melibatkan guru agama Hindu dan guru Bahasa Bali Se-Kota Denpasar. Melalui seminar ini  nantinya diharapkan mampu memperdalam kemampuan para guru dalam menunjang upaya
pelestarian bahasa Bali, terutama di kalangan para siswa sekolah.
   Menurut Mudra, pihak terkait perlu melakukan berbagai upaya guna melestarikan bahasa Bali. Misalnya melakukan lomba niastra, puisi, cerpen, mesatua, pidato bahasa Bali, Utsawa Dharma Gita dan lagu Bali. "Perlu juga diupayakan suatu rumusan yang komprehensif mengenai kebijakan, strategi serta penyusunan program pembinaan dan pengembangan bahasa, aksara dan sastra Bali secara berkelanjutan," paparnya.
   Dalam pelestarian bahasa Bali, imbuhnya, selain peran Pemerintah, peran keluarga juga sangat menentukan. Untuk itu Mudra berharap agar bahasa Bali yang merupakan bahasa Ibu harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam suasana resmi seperti rapat dan pelantikan di lingkungan adat maupun pemerintahan.
   Mudra menjelaskan disasarnya para guru agama maupun bahasa Bali dalam
seminar ini mengingat sekolah merupakan pusat budaya. Terkait dengan hal ini, tutur Mudra, seyogyanyalah sekolah menjadi ujung tombak dalam upaya pelestarian
budaya dan bahasa Bali.
   "Bahasa Bali harus dibiasakan dalam setiap kesempatan dan diwariskan kepada anak-anak sejak usia dini," tandasnya.(Tety)

Kawasan Wisata Kuta Akan Dimekarkan

Denpasar,LSMTELINGALEBAR:  - Kawasan objek wisata Kuta, Badung-Bali akan dimekarkan menjadi dua wilayah, yakni Buni dan Tebe Sari. Rencana pemekaran ini dilakukan karena adanya usulan dari masyarakat yang disampaikan Camat Kuta Nyoman Suwendi lewat surat permohonan tertanggal 10 Oktober lalu.

  "Kami saat ini sedang melakukan kajian mengenai rencana pemekaran wilayah Kuta menjadi dua bagian, yaitu Buni dan Tebe Sari," ujar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Badung Sri Sedana, Selasa (18/10), di Denpasar.
   Ia menyebutkan, rencana pemekaran Kuta ini secara administrasi sudah memenuhi persyaratan, baik dari segi jumlah penduduk, luas wilayah serta sarana dan prasarana yang ada di Kuta. "Kami sudah membentuk tim guna melakukan kajian dan segera turun ke lapangan," tuturnya.
   Menurutnya, luas wilayah Kuta yang saat ini sekitar 292.042 M2, nantinya akan dibagi dua setelah dimekarkan. Berdasarkan pembagian, paparnya, Buni nantinya akan mencakupi luas 201.927 M2, sedangkan Tebe Sari seluas 90.112 M2. Kuta yang saat ini dihuni sebanyak 352 keluarga, nantinya juga dibagi dua dengan perincian 249 keluarga menjadi warga Buni dan 103 keluarga menjadi penduduk Tebe Sari.
   "Kami akan membuat berita acara pemekaran wilayah Kuta ini untuk segera diajukan ke DPRD Badung agar mendapatkan rekomendasi," imbuh Sri Sedana.(Tety)

Kegelisahan,Kekuatiran Manusia Milenium

Suryowijoyo: “Manusia sudah kehilangan akal sehat,nurani,nilai-nilai norma kehidupan terhadap dirinya,orang lain dan  dalam keseharian aktifitasnya yang dipikirkan terutama adalah Uang serta Uang “.
Surabaya,LSMTELINGALEBAR  : - Pada saat ini hubungan kehidupan Manusia dengan Manusia laiinnya sudah bukan ikatan Nurani (hati) yang ada saat ini adalah hubungan ekonomis artinya :”Saya berteman,berbisnis,berkeluarga atau berkerabat semuanya haruslah ada perekat yaitu Uang” .
    Menurut Suryowijoyo seorang pengamat Sosial Kemasyarakatan mengatakan”Manusia itu sejak lahir di dunia sudah ditakdirkan oleh Allah adalah insane yang saling membutuhkan dalam artian diantara manusia tidak dapat hidup sendiri atau mengunakan egoismenya “jelasnya.Gunungsari Surabaya,Rabu (19/10/2011).
  Ia menambahkan “Manusia atau masyarakat sekarang berpikiran bahwa tanpa uang tak akan nyaman bergaul,berpenampilan,bertindak atau berhubungan dengan manusia laiinya ,Padahal pada saat meninggal pertanyaannya; apakah dapat dan mampu menguburkan dirinya sendiri?jawabnya adalah Tidak Bisa “.ungkap Suryowijoyo kepada Extremmepoint.com.
  Masih Suryowijoyo ,” Pesan saya untuk semua masyarakat yang disebut manusia Pertebal KeImanan kepada Allah,kembali ke Pancasila serta jangan lupakan sejarah,Norma kehidupan leluhur terkait adat istiadat maka saya yakin NKRI tetap jaya ,anak-anak cucu kita terjamin dihari esoknya”Tegasnya .
  Ditempat terpisah saat Extremmepoint.com mengunjungi sebuah warung kopi sikawasan Banyu Urip Surabaya bertemu Sunarko (34) Warga Manukan mengatakan,” Lha iya mas iya hari hari begini kalau kita dari rumah tidak mikirin cari uang buat keluarga bagaimana untuk biaya sekolah anak saya,bayar listrik,air sedangkan saya barusan di PHK dari kerjaan lama ,Iya terpaksa saya kerja serabutan dari pagi sore saya sopir bemo dan malam sampai subuh antar jemput cewek-cewek Purel (Pramuria tempat hiburan) kalau ngak begitu hancurlah rumah tangga saya”jawabnya kepada Extremmepoint.com .Rabu,17.00 wib (19/10/2011)
  Ia menambahkan ,“ Untuk urusi hubungan antar manusia yang saya alami iya pokoknya kalau menghasilkan   uang iya saya mau kerjasama tapi kalau sosial saya tidak mau karena yang mengurusi keluarga terkait kebutuhan sekolah dan lain-lainnya setiap bulannya khan bisa  bubar,”Ungkap Sunarko pria bertubuh tambun.(TEEM INVESTIGASI LSM TELINGA LEBAR )