SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Minggu, 11 Mei 2014

KY dan MA Diminta Pantau Sidang Loeana

Denpasar,extremmepoint.com : - Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Agung (MA) diminta agar turun langsung memantau proses persidangan terhadap perkara dugaan penipuan dan penggelapan dalam jual-beli sebidang tanah senilai puluhan miliar rupiah dengan terdakwa Loeana Kangginnadhi (79) yang saat ini tengah digelar di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar. Hal ini sebagai akibat dari adanya dugaan terdakwa Loeana berpura-pura sakit depresi agar memperlambat dan bahkan menghentikan proses persidangan. Tak hanya itu, Majelis Hakim (MH) yang menyidangkan perkara ini, yakni Sugeng Riyono (Ketua MH), Cening Budiana (anggota MH) dan Daniel Prati (anggota MH) juga dilaporkan ke KY, MA dan Pengadilan Tinggi (PT) Denpasar karena diduga keras "memihak" kepada terdakwa karena akan membuat penetapan menghentikan persidangan dengan alasan terdakwa sakit depresi permanen, sehingga tidak bisa diadili. Terkait dengan hal ini, MA dan PT Denpasar diminta agar segera menggantikan MH dengan MH yang baru, sehingga persidangannya bisa berjalan lebih objektif. "Kami sudah melayangkan surat laporan kepada Ketua KY dan MA serta PT Denpasar agar mengawasi dan mengikuti secara intensif/melekat atas prilaku dan tingkah laku Majelis Hakim yang menyidangkan perkara aquo ini," tegas Candra F Sinaga, kuasa hukum saksi korban Putra Masagung, Minggu (11/5), di Denpasar. Candra mengaku sudah mengirimkan surat laporan kepada Ketua KY,MA dan PT Denpasar pada 9 Mei 2014. Intinya meminta supaya prilaku MH diawasi secara melekat dan bahkan diganti. Surat laporan itu ditembuskan kepada Ketua Komisi Yudisial (KY), Ketua Komisi III DPR RI, Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial. Candra menduga keras pihak terdakwa Loeana sengaja berpura-pura sakit guna menghindari proses hukum. Hal ini sudah terlihat sejak Loeana masih dalam tahap penyidikan di Kepolisian dan Kejaksaan beberapa waktu lalu. "Sejak dahulu masih dalam tahap penyidikan juga dia (terdakwa Loeana) selalu beralasan sakit. Ini patut diduga untuk menghindari proses hukum/peradilan," tandas Candra. Dalam persidangan 7 Mei 2014 lalu, menurut Candra, tim kuasa hukum terdakwa Loeana menyatakan bahwa Loeana sekarang sedang dirawat di RS Mounth Elizabeth Singapura. Dalam hal ini ada surat keterangan dari dokter yang menanganinya di Singapura bahwa terdakwa Loeana memerlukan istirahat selama tiga bulan. Dalam persidangan pekan lalu mengagendakan mendengarkan keterangan dua dokter pribadi Loeana, yaitu dr Darmaji dari Surabaya dan dr Lely Setiawati dari RS Sanglah Denpasar. Kehadiran kedua saksi ini atas permintaan tim Kuasa Hukum Terdakwa Loeana. Dalam keterangannya kedua dokter kejiwaan ini pada intinya menyatakan bahwa Terdakwa Loeana menderita sakit Depresi permanen. Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) maupun Candta sangat keberatan dengan kehadiran kedua saksi karena dinilai tidak objektif. Sebaliknya tim JPU meminta kepada MH supaya menghadirkan tim dokter independen guna melakukan pemeriksaan kesehatan terdakwa Loeana. Namun, papar Candra, permintaan ini tidak dikabulkan MH. Candra menilai MH terkesan "memihak" terdakwa Loeana dengan jalan mengakomodir semua permintaan dari pihak terdakwa Loeana. Diduga kuat nantinya MH akan membuat penetapan yang intinya tidak dapat melanjutkan sidang karena alasan terdakwa Loeana menderita sakit depresi permanen. "Apa jadinya kalau semua/setiap terdakwa bisa menghindar dari jeratan hukum dengan alasan sakit. Akan terjadi kekacauan atau chaos hukum," tutur Candra. Ia sangat berharap pada sidang mendatang, Rabu (14/5), KY dan MA serta PT Denpasar melakukan pemantauan langsung dan sekaligus menggantikan MH yang menyidangkan perkara terdakwa Loeana.(Tety)

‘Tradisi Lesung’ Simbolkan Kearifan Lokal Pulau Selayar

Selayar,extremmepoint.com : - Lesung merupakan salah satu simbol prinsip kehidupan sederhana dikalangan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan dengan ciri khasnya sebagai komunitas masyarakat pedalaman yang masih sangat mempertahankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat-istiadat serta tradisi warisan leluhur mereka. Bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, lesung atau yang dalam bahasa lokal setempat dikenal dengan sebutan “assung” lebih banyak digunakan penduduk pedalaman terpencil maupun perkotaan sebagai alat tumbuk tradisional terutama untuk mengolah beras menjadi tepung pembuatan bahan baku makanan tradisional sejenis beras jagung atau te’te. Tepung yang akan diolah dituangkan kedalam lubang lesung dan selanjutnya ditumbuk dengan menggunakan bantuan peralatan berupa alu atau sejenis kayu tebal. Salah satu hal yang menarik, sebab lesung di Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki perbedaan bentuk yang sangat kontras dan unik jikalau dibandingkan dengan kebanyakan lesung di daerah Pulau Jawa dan beberapa wilayah di sekitarnya. Bentuk lesung di Kabupaten Kepulauan Selayar yang berdiri tegak dan hanya dapat digunakan oleh maksimal dua orang warga masyarakat menjadikan lesung ini berbeda dengan kebanyakan lesung-lesung di daerah lainnya di Indonesia. Menariknya lagi, sebab keberadaan mesin pengolah tepung modern sama sekali tidak menggeser posisi lesung yang telah dimanfatkan secara turun-temurun oleh masyarakat lokal setempat. Pemanfaatan lesung di Kabupaten Kepulauan Selayar tumbuh dan berkembang dari masyarakat pedalaman serta desa-desa terpencil sampai akhirnya merambah ke sebahagian kecil wilayah kota Benteng sebagai pusat ibukota kabupaten. Sayang sekali, sebab tradisi lokal yang telah tumbuh dan berkembang sejak zaman nenek moyang ini tidak lagi diwarisi oleh kebanyakan generasi kaum muda saat sekarang. Bahkan hampir tidak satupun pihak yang menganggap lesung sebagai sebuah bentuk kesenian lokal daerah yang sepatutnya dilestarikan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Mata dan hati masyarakat seakan tertutup rapat untuk melihat dan mengangkat tradisi penggunaan lesung sebagai sebuah bentuk budaya dan kesenian lokal warisan leluhur yang seharusnya dipupuk dan dipertahankan Hingga bukan sebuah hal yang mengherankan, jikalau tradisi penggunaan lesung lebih cenderung diidentikkan dengan ciri kehidupan masyarakat agraris di daerah pedesaan dan pedalaman terpencil pada umumnya. Sebagai dampaknya, eksistensi keberadaan seni lesung di Kabupaten Kepulauan Selayar seakan mulai pudar termakan perputaran roda zaman ditengah arus deras modernisasi. (fadly syarif)

Jalan Poros Bengkalis- Bantan Belum Dilanjutkan

Bengkalis,extremmepoint.com : - Sejumlah warga kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis mengeluhkan kualitas pembangunan jalan yang ada di wilayah mereka. walaupun sering dilakukan perbaikan dan pembangunan, namun ruas jalan tersebut rusak kembali. Warga menilai kualitasnya sangat buruk sekali dan dikerjakan asal-asalan saja. Kerusakan ruas jalan ini, dinilai sangat menganggu aktivitas masyarakat yang memanfaatkan ruas jalan tersebut. Masyarakat Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis berharap kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) segera menenderkan proyek untuk melanjutkan pekerjaan Jalan Poros Bantan tersebut. Pekerjaan tahun 2013 lalu hanya baru penimbunan base. Akibatnya saat musim panas kenderaan yang melintas di jalan tersebut menimbulkan debu. Kendati demikian disampaikan Mudin, Warga setempat. Menurutnya debu dari mobil dan sepeda motor yang melintas di jalan itu sedikit terganggu berdampak kurang baik bagi kesehatan, dan masyarakat yang tinggal di sekitaran sepanjang penimbunan base.. "Jadi, yang terkena debu pasir tidak hanya anak-anak sekolah dan kendaraan yang melintas saja, namun rumah penduduk terletak di pinggir jalan itu debu," kata mudin kepada wartawan, kamis (8/5). Selain debu, di beberapa titik jalan itu juga sudah ada yang rusak cukup parah, seperti di Desa Muntai dan Teluk Pambang. "Setiap tahun masyarakat Bantan terus menghadapi persoalan kerusakan jalan dan kapan lagi masyarakat Bantan akan menikmati jalan mulus seperti di kota Bengkalis atau didaerah lain,"(Sabri)

Pulau Ujung Jampea Surplus Beras 8000 Ton

Makasar,extremmepoint.com : - Memasuki musim panen tahun 2014 ini, warga petani Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan kembali mengalami surplus beras sekitar 6000 ton lebih yang dibuktikan melalui kemampuan kecamatan Pasimasunggu Timur untuk memenuhi kebutuhan beras beberapa kecamatan tetangga terdekat dari Pulau Ujung Jampea. Selain mampu menutupi kebutuhan beras beberapa kecamatan tetangga terdekatnya, petani di Kecamatan Pasimasunggu Timur juga tercatat telah berhasil memenuhi kebutuhan beras sejumlah warga masyarakat yang berdiam di ibukota Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dan sejumlah kabupaten tetangga di luar Provinsi Sulawesi-Selatan. Hal ini terungkap dalam kesempatan tatap muka antara Wakil Bupati Kepulauan Selayar, H. Saiful Arif, SH bersama dengan sejumlah tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang dipusatkan di rumah jabatan Camat Ujung Jampea, pada hari Rabu (7/5) siang kemarin, beberapa saat setelah memberikan arahan pada pembukaan Musrenbang. Camat Pasimasunggu Timur, H. Arifuddin, SE menjelaskan, penduduk di wilayah Kecamatan Pasimasunggu Timur berjumlah 8, 036 dengan tingkat kebutuhan beras 2, 430 ton atau setidaknya 45 ton perminggu. Sementara produksi beras tahun ini sebesar 16, 043 ton ton dengan hamparan lahan seluas 1763 Ha. Koordinator penyuluh pertanian Kecamatan Pasimasunggu Timur, Dwi Purwanto mengutarakan, sampai saat ini, pihak PPL telah melakukan proses pembinaan terhadap delapan puluh delapan kelompok tani yang terdapat di Kecamatan Pasimasunggu Timur. Kelompok-kelompok tersebut tersebar merata di hampir semua wilayah desa di Kecamatan Pasimasunggu Timur, enam belas kelompok diantaranya, terdapat di Desa Lembang Baji dan sembilan belas kelompok tani di Desa Bontomalling. Selain kedua kelompok tersebut, masih terdapat sejumlah kelompok-kelompok tani binaan lain yang berada di Kecamatan Pasimasunggu Timur, dua puluh kelompok diantaranya, terdapat di Desa Ujung, sementara tiga belas kelompok tani lainnya terdapat di wilayah Desa Bonto Bulaeng, dua belas kelompok di Desa Bonto Jati dan sebelas kelompok tani di Desa Bonto Baru. Jumlah anggota kelompok di Kecamatan Pasimasunggu Timur bervariasi antara dua puluh lima sampai tiga puluh orang petani. Hingga saat sekarang, para petani di Kecamatan Pasimasunggu Timur telah menggarap lahan seluas 1763 Ha. Dari hasil garapan para petani, tahun ini cukup terjadi peningkatan produksi luar biasa, bila dibanding hasil produksi tahun lalu yang hanya berkisar, 7,4 ton per Ha, dengan total jumlah keseluruhan hasil produksi sebesar 11,954 ton. Khusus untuk tahun ini, hasil produksi padi di Kecamatan Pasimasunggu Timur meningkat signifikan menjadi 16, 043 ton atau sekitar 8000 ton. Itupun, masih terdapat kurang lebih 150-an Ha lahan tanah yang berpotensi untuk digarap dan tersebar di sejumlah wilayah desa di Kecamatan Pasimasunggu Timur. Wakil Bupati Kepulauan Selayar, H. Saiful Arif, SH menjelaskan, peningkatan signifikan hasil produksi pertanian di Tanah Jampea, tak terlepas dari hasil kerja keras delapan orang tenaga PPL di wilayah setempat masing-masing atas nama, Dwi Purwanto, Syaharuddin, Darmawati, Bau Risdayanti, Andi Agus, Rosmina, Dg. Suasa, dan Dg. Sigau. Kedelapan tenaga PPL ini, dinilai Wabup Kepulauan Selayar, H. Saiful Arif, SH sebagai promotor kesuksesan surplus beras di Kecamatan Pasimasunggu Timur yang pada setiap hari Sabtu, rutin menggelar pertemuan antar penyuluh dan kelompok tani, terutama menjelang dilaksanakannya musim tanam serta masa panen, jelasnya. Disisi lain, Camat Pasimasunggu Timur, H. Arifuddin, SE mengeluhkan terbatasnya tenaga kerja saat musim panen tiba, hingga dibutuhkan bantuan fasilitas penunjang berupa mesin pemilah gabah. (fadly syarif)