SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Rabu, 08 Agustus 2012

Menteri Aktif Jadi tersangka

EXTREMMEPOINT.COM : - Hukum akan tegak kokoh jika seluruh lembaga dan institusi mengedepankan hukum demi kepentingan rakyat, salahsatunya KPK yang akan ungkap Menteri Aktif sebagai Tersangka. Dari pengalaman yang ada mengatakan KPK hanya berani menetapkan seorang menteri sebagai tersangka ketika dia sudah lengser dari jabatannya. Untuk kali ini berbeda bahkan bertolak belakang. Menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, “Ya beri kami waktu," katnya ketika dikonfirmasi extremmepoint.com Rabu (08/08). Tetapi Bambang tidak mau mengungkap siapa menteri aktif itu. Berdasarkan data dan fakta dilapangan, saat ini ada beberapa menteri yang dibidik KPK dan pernah menjalani pemeriksaan. Terbukti seperti Menpora Andi Mallarangeng merupakan menteri yang dipanggil dalam penyidikan ataupun di pengadilan. Selain wisma atlet, Andi juga harus bolak-balik ke Kuningan di markas KPK karena kasus Hambalang. Kasus Hambalang itu, KPK telah menetapkan pejabat pembuat komitmen Dedy Kusdinar. Dan KPK akan mengusut perkara ini dengan detail juga jeli. Menakertrans Muhaimin Iskandar pernah diperiksa dalam kasus suap PPID yang menjerat dua pejabat di Kemenakertrans. Nama Muhaimin sering disebut para saksi di persidangan. Sedangkan yang terbaru adalah Menkokesra Agung Laksono, diperiksa penyidik KPK sebagai saksi dalam kasus PON Riau. Agung diduga mengetahui adanya aliran uang Rp 9 milliar dari Pemprov Riau ke DPR. Menteri Aktif tersebut akan segera menjadi tersangka dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. (BON)

Dana Jasamas Tidak jelas Peruntukan

EXTREMMEPOINT.COM : - Dana Jasmas (Jaring Aspirasi Masyarakat) sejumlah Rp 20,3 miliar lebih untuk 101 SDN di Kabupaten Malang, menuai tanggapan berbagai pihak. Menurut Imam Zuhdi, Ketua DPC Partai Gerindra, Kabupaten Malang mengatakan, “Saya juga menerima laporan dari beberapa pihak yang mengaku sebagai guru dari beberapa SDN penerima aliran dana Jasmas tersebut. Di dalam laporan tersebut, disampaikan bahwa sekolah penerima dana jasmas tersebut harus menyetorkan sejumlah uang ke seseorang yang dianggapnya sebagai operator pelaksana dari anggota DPR RI Dapil Malang Raya dari Partai Hanura yang berinisial JA,” katanya pada extremmepoint.com pada Selasa (07/08) Operator pelaksana itu disebutkan sebagai suami dari Ketua Hanura Kabupaten Malang yang juga Ketua Fraksi di DPRD Kabupaten Malang. “Kebetulan kami dengan JA bersahabat. Beliau menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Saat itu, JA mengaku tidak tahu perihal dana jasmas dijadikan bancaan,” tambahnya yang mengaku saat bertanya langsung dengan JA masih berada di Afrika Selatan. “Saya berharap pungli jasmas itu hanya rumor. Namun, jika memang kasus ini mengarah pada kebenaran, saya meminta Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang menindaklanjuti dengan tegas. Siapapun yang terlibat secara faktual, harus diusut,” ungkapnya. Dari rumor Jasmas yang dia terima langsung, laporan lain menyebutkan bahwa ada oknum PNS Dindik Kabupaten Malang mengerjakan dan menguasai 30 Sekolahan. Ironisnya, pengerjaan itu seolah-olah dikerjakan sendiri oleh SDN penerima dana jasmas. “Saya menyarankan LSM seperti LIRA maupun MCW berinisiatif untuk membuat laporan ke Kejaksaan dulu atas kasus ini. Kalau memang bukti-bukti faktual dan ada indikasi korupsi, ya harus diusut sampai tuntas,” pungkasnya. Pungli dana jasmas yang “melibatkan” 3 Kepala UPTD Dindik Kabupaten Malang atas bantuan dana Jasmas dari pemerintah pusat. Pungli ini menyeret oknum kader Partai Hanura Kabupaten Malang. Modusnya, dana Jasmas untuk 101 SDN di Kabupaten Malang diterima pihak sekolah tidak utuh alias banyak potongan. Rata-rata, setiap sekolah memperoleh Rp 100 juta sampai Rp 200 juta. Atas kasus ini, Lumbung Informasi Rakyat ( LIRA) berniat mengadukan temuannya pada Kejaksaan Negeri Kepanjen, Kabupaten Malang. (REMBO)

Bulan Puasa Hotel Indehoy meminta Korban

EXTREMMEPOINT.COM : - H. Mulyono, warga Platuk 100 Surabaya telah meninggal dunia dengan mulut keluarkan busa di Hotel Lestari, Jalan Pandegiling Surabaya dan perempuan sekamarnya kini diamankan ke Polsek Tegalsari untuk dimintai keterangan. Berawal dari Arkiyani (32), warga Mojokerto dari terminal Joyoboyo yang akan pulang ke saudaranya jalan Gadukan Surabaya sekira 19.00 bertemu dengan H Mulyono dengan menawarkan akan mengantar pulang ke saudaranya (Arkiyani) namun oleh korban diajak ke Hotel Lestari untuk masuk kamar nomor 14. Menurut Yuli, karyawan Hotel Lestari mengatakan, “Tadi sekitar pukul 19.30an bapak itu sewa kamar dan tadinya dia (korban) sendirian, jika bapak itu ada temannya pasti saya tanya surat nikahnya,” katanya pada extremmepoint.com Selasa (07/08) 21.50 WIB. Menurut Arkiyani, “Saya tadinya lagi menunggu angkot untuk pulang ke paklik rumah jalan gadukan tetapi bapak itu menawarkan untuk mengantarku. Tidak ada perasaan jelek pada dia saya mau saja,” katanya. “Sebelum meninggal tadi dikamar dia mengeluh perutnya sakit, sepertinya masuk angin begitu pengakuan dari pak Mul. Dan saat itu saya ngotot minta diantar pulang tapi dia malah mengerang, mulutnya keluar busa,” tambahnya singkat karena karena petugas reserse mengajak ke kantor polsek. Kematian itu belum jelas penyebabnya karena belum divisum. Kejadian ini membuat antusias warga sekitar hotel untuk menyaksikan. (ENOS) Bersambung...................................

Calon Suami Nunung Diduga Palsukan Akte Cerai

EXTREMMEPOINT.COM : - Iyan Sambiran calon suami pelawak Nunung Opera Van Java kini diperiksa oleh Direskrimum Polda Jatim atas “Pemalsuan” surat akte cerai dari mantan istrinya Dewi Vistianti alias DJ Wendy yang menikah di KUA Surabaya. Adanya kejanggalan akte cerai yang diterima Dewi dari Iyan dengan yang diterima dari Pengadilan Agama Surabaya. Adapun kejanggalan itu seperti pihak penggugat dan tanda tangan pada akte itu serta tanggal pernikahan yang berbeda. Menurut Dewi Vistianti alias DJ Wendy mengatakan, “Saya dibilang memeras. Tolong bilang sama dia (Iyan), kembalikan apa yang saya kasih. Kalau dia gentle, hadapi saya, dia tahu nomer HP dan alamat rumah saya. Saya dibilang matre, matre dari mana? Saya kerja siang malam untuk membiayai rumah tangga saya dengan Iyan. Saya berusaha menutupi dia (Iyan) di lingkungan keluarga dan teman-teman. Segitu banyak pengorbanan saya,” katanya saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat bulan lalu. “Ada beberapa pemalsuan di surat cerai yang dilayangkan kepada saya dari Iyan. Di akte aslinya, istri meminta cerai pada suami, tapi kok tanda tangannya juga berbeda, itu bukan tanda tangan saya. Saya itu menikah tanggal 9 april 2001 tapi di akte cerainya tertulis 15 April 2002. Kami tidak menikah di KUA, orang KUA datang ke rumah, ada buku nikah. Kami menikah secara sederhana,” tambahnya. Iyan-pun mengaku surat cerainya itu diurus oleh salah satu kerabatnya dan baru mengetahui kalau surat cerainya palsu. Hal ini akan menghambat acara pernikahannya dengan Nunung OVJ. Menurut Iyan,sang manajer calon suami Nunung mengatakan, “Setelah mengurus dengan pengacara saya baru tahu. Saya juga kan mempercayakan sama orang, saudara saya itu, Jadi saya juga nggak tahu,” tuturnya saat ditemui di Studio Guet, Perdatam, Jakarta Selatan, Rabu (04/07) dini hari. Saat ini, bersama sang pengacara, Iyan tengah mengurus ulang perceraiannya. “Sekarang masih proses. Kita juga sudah menanyakan melalui surat. Kita sudah tinggal menunggu tanda tangan dari petugas setempat,” jelas pengacara Sandy Arifin saat lalu. Sebelum ada masalah ini, Nunung dan Iyan berniat untuk menikah pada 2012 ini. Menurut narasumber Senin (06/08) sekira 09.00 WIB Iyan dipanggil di Direskrimum Polda Jatim untuk menindaklanjuti kasus tersebut. (GLBT)

Bulan Puasa Hotel Indehoy meminta Korban

EXTREMMEPOINT.COM : - H. Mulyono, warga Platuk 100 Surabaya telah meninggal dunia dengan mulut keluarkan busa di Hotel Lestari, Jalan Pandegiling Surabaya dan perempuan sekamarnya kini diamankan ke Polsek Tegalsari untuk dimintai keterangan. Berawal dari Arkiyani (32), warga Mojokerto dari terminal Joyoboyo yang akan pulang ke saudaranya jalan Gadukan Surabaya sekira 19.00 bertemu dengan H Mulyono dengan menawarkan akan mengantar pulang ke saudaranya (Arkiyani) namun oleh korban diajak ke Hotel Lestari untuk masuk kamar nomor 14. Menurut Yuli, karyawan Hotel Lestari mengatakan, “Tadi sekitar pukul 19.30an bapak itu sewa kamar dan tadinya dia (korban) sendirian, jika bapak itu ada temannya pasti saya tanya surat nikahnya,” katanya pada extremmepoint.com Selasa (07/08) 21.50 WIB. Menurut Arkiyani, “Saya tadinya lagi menunggu angkot untuk pulang ke paklik rumah jalan gadukan tetapi bapak itu menawarkan untuk mengantarku. Tidak ada perasaan jelek pada dia saya mau saja,” katanya. “Sebelum meninggal tadi dikamar dia mengeluh perutnya sakit, sepertinya masuk angin begitu pengakuan dari pak Mul. Dan saat itu saya ngotot minta diantar pulang tapi dia malah mengerang, mulutnya keluar busa,” tambahnya singkat karena karena petugas reserse mengajak ke kantor polsek. Kematian itu belum jelas penyebabnya karena belum divisum. Kejadian ini membuat antusias warga sekitar hotel untuk menyaksikan. (ENOS) Bersambung...................................