Denpasar,Extremmepoint.com: - Segenap umat beragama di Bali diminta agar tetap menjaga kerukunan dan sikap toleransi, terutama pada saat perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1934, Jumat (23/3) mendatang. Hal ini penting mengingat pada saat itu umat Hindu melakukan "Catur Brata Penyepian" selama 24 jam penuh, sedangkan umat Islam melaksanakan sembahyang Sholat.
"Kami mengimbau segenap umat beragama agar tetap menjaga kerukunan berkaitan dengan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1934," ujar Ketua DPRD Badung Giri Prasta, Selasa (13/3), di Mangupura, Badung-Bali.
Sebagaimana diketahui, pada setiap Hari Raya Nyepi ada beberapa pantangan tidak dapat diperkenankan seperti mengeluarkan suara bising seperti radio maupun TV.
Selama 24 jam penuh itu, umat Hindu melakukan "Catur Brata Penyepian" dalam rumah masing-masing. Di sisi lain, umat Islam akan melaksanakan ibadah sembahyang Sholat, karena bertepatan perayaan Nyepi tahun ini jatuh pada hari Jumat.
Giri Prasta menyatakan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Bali diminta mengkoordinasikan masalah ini dengan tokoh agama masing-masing, sehingga nantinya dapat dicarikan solusinya. "Kami berharap FKUB dapat mengkomunikasikan hal ini, sehingga masing-masing umat beragama dapat menjalankan ibadahnya," tuturnya.
Menurutnya, perayaan Hari Raya Nyepi pada hari Jumat sudah beberapa kali terjadi dan tidak pernah terjadi "gesekan" antarumat beragama di Bali. Ini, papar Giri Prasta, menandakan bahwa kerukunan dan sikap toleransi antarumat beragama di Bali sudah sangat baik dan kondusif.
"Kami menilai tidak ada masalah dengan perayaan Nyepi tahun ini, karena bisa dikoordinasikan dan dikomunikasikan oleh FKUB," tandasnya.(Tety)
Sebagaimana diketahui, pada setiap Hari Raya Nyepi ada beberapa pantangan tidak dapat diperkenankan seperti mengeluarkan suara bising seperti radio maupun TV.
Selama 24 jam penuh itu, umat Hindu melakukan "Catur Brata Penyepian" dalam rumah masing-masing. Di sisi lain, umat Islam akan melaksanakan ibadah sembahyang Sholat, karena bertepatan perayaan Nyepi tahun ini jatuh pada hari Jumat.
Giri Prasta menyatakan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Bali diminta mengkoordinasikan masalah ini dengan tokoh agama masing-masing, sehingga nantinya dapat dicarikan solusinya. "Kami berharap FKUB dapat mengkomunikasikan hal ini, sehingga masing-masing umat beragama dapat menjalankan ibadahnya," tuturnya.
Menurutnya, perayaan Hari Raya Nyepi pada hari Jumat sudah beberapa kali terjadi dan tidak pernah terjadi "gesekan" antarumat beragama di Bali. Ini, papar Giri Prasta, menandakan bahwa kerukunan dan sikap toleransi antarumat beragama di Bali sudah sangat baik dan kondusif.
"Kami menilai tidak ada masalah dengan perayaan Nyepi tahun ini, karena bisa dikoordinasikan dan dikomunikasikan oleh FKUB," tandasnya.(Tety)