SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Jumat, 13 Juli 2012

Misteri Segala Bentuk Kriminal , Gratifikasi,Pungli Di Stasiun Wonokromo

EXTREMMEPOINT.COM : - PKL (Pedagang Kaki Lima) Pasar Jongkok yang biasa berjualan HP di lokasi sekitar mangkalnya angkot dekat stasiun Wonokromo, tepatnya di Raya Wonokromo Surabaya merasa diperas secara halus oleh Paguyuban Pasar tersebut. Kamis (12/07) 00.30 Wib.
Paguyupan PKL Pasar Jongkok Raya Wonokromo telah mendapat Surat Peringatan bernomor 300/330/436.11.10/2012 dari Kecamatan Wonokromo yang beralamat di Cisedane Surabaya untuk mematuhi pada isi surat tersebut jika tidak akan diadakan penertiban. Surat tersebut juga ditembuskan kepada Pemkot, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan lainnya yang terkait.
Surat itu tidak ada hubungannya dengan Paguyuban untuk membuat aturan sepihak tanpa terlebih dahulu musyawarah dengan PKL yang berjualan HP dan hal itu membuat PKL merasa diperas oleh Paguyuban setempat dengan cara setiap PKL yang dahulunya bebas pungutan liar, namun sekarang dipaksa bayar Rp 5.000 tiap hari oleh mereka.
Menurut Ahmad (30), PKL mengatakan, “Dua tahun lalu saya dan teman-teman hanya ditarik Rp 1000 setiap hari, lalu naik Rp 2.000 dan sekarang dipungut Rp 5.000, bahkan tanggal 05 Agustus 2012 nanti akan diberlakukan aturan penarikan iuran Rp 100.000 per bulan namun pungutan perharinya masih tetap. Kami sangat keberatan dengan iuran harian yang tanpa karcis dan iuran bulanan itu,” katanya pada extremmepoint.com dengan wajah sedih.
“Penghasilan kami tidak tentu mas, amat berat jika ditotal nantinya perbulan bisa Rp 250.000. Hal tersebut samadengan membunuh kami pelan-pelan karena setahu kami mereka tidak jelas untuk apa penggunaan dari pungutan itu,” tambahnya.
“Mereka (Paguyuban) secara sepihak menentukan aturan tanpa ada musyawarah terkait iuran harian ataupun bulanan. Untuk apa dan untuk siapa iuran itu? Lalu apa yang kami dapat jika terjadi kasus hukum dengan pembeli atau pencuri, apa kami dilindungi dan diayomi. Selama ini kami sendiri yang menyelesaikan,” pungkasnya dengan nada tinggi.
Pengurus Paguyuban yang akan dikonfirmasi disekitar lokasi sedang tidak ada dan anggota paguyuban lainnya mengatakan," besok saja mas datang kesini mungkin Ketua kami besok kesini.
PKL yang menempati Lokasi tersebut aktif buka mulai 20.00 sampai 03.00 Wib. Juga terlihat sekali badan jalan Raya juga dimakan untuk ditempati pakir roda dua juga terkadang roda empat milik pembeli. Hal tersebut juga dikelola oleh tukang parkir liar terbukti tukang parkir setempat tidak memberikan karcis yang biasanya dikeluarkan oleh Pemkot.
Menurut Didik (53), PKL mengatakan, “Pemungut itu sudah keterlaluan, kami yang bermodal pas-pasan dibebani segitu banyaknya, terusterang mas kami tidak mau bayar dan jika kami digusur atau ditertibkan Satpol PP ya nggak apa-apa tapi kami tidak mau diatur oleh Paguyuban itu,” kata pria yang terlihat sopan dan jujur ini.
Dia menambahkan, “Kalo memang pihak Pemkot atau yang terkait dengan lokasi ini yang mengatur ya monggo (silahkan), dan sayangnya lagi teman-teman disini tidak kompak mas untuk berantas pungutan liar tersebut karena mereka takut,” tambahnya.
Pasar ini terkesan juga menjual barang-barang ilegal (tidak resmi) peredarannya. Parkiran yang sudah memakan badan jalan terlihat banyak yang melanggar rambu-rambu lalulintas yang ada. Seharusnya pihak Polsek setempat menertibkan. (GLBT)

Bersambung ………………………………………Dibalik Sekitar Stasiun Wonokromo

BPMIGAS Utamakan Pasokan

DENPASAR, EXTREMMEPOINT.COM :  - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) akan terus berupaya meningkatkan ekspor gas. Meski demikian BPMIGAS tetap memprioritaskan pemenuhan konsumsi gas domestik, sehubungan meningkatnya konsumsi gas di dalam negeri sejak 10 tahun terakhir.
"BPMIGAS akan tetap memprioritaskan suplai domestik, kendati juga gencar berusaha meningkatkan ekspor. Ini dikarenakan konsumsi gas di dalam negeri terus meningkat," kata Kepala BPMIGAS R Priyono kepada pers, Kamis (12/07), di Nusa Dua-Bali, pada penyelenggaraan LNG Forum 2012.
LNG Forum 2012 ini bertujuan mempresentasikan potensi gas Indonesia kepada para buyers dari berbagai negara.
Priyono menjelaskan, kebutuhan gas domestik cenderung meningkat dari tahun 2005. Peningkatan ini diperkirakan akan terus terjadi seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam hal ini, menurutnya, diperlukan adanya keseimbangan antara pemenuhan gas domestik dan ekspor dalam rangka menghasilkan devisa untuk kepentingan negara.
Dia menyebutkan, kecenderungan peningkatan volume gas sampai 2020 mengindikasikan bahwa cadangan dan produksi gas bumi Indonesia masih meningkat dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Volume gas nasional saat ini, paparnya, sekitar 8 juta kaki kubik per hari.
Priyono menambahkan, beroperasinya beberapa proyek besar dalam waktu mendatang sangat memungkinkan untuk memenuhi pasokan gas domestik maupun ekspor. Beberapa proyek itu antara lain Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company, Lapangan Jangrik, Blok Muara Bakau yang dikembangkan Eni Muara Bakau BV dan Lapangan Abadi, Blok Masela yang dikembangkan Inpex Masela LTD.
IDD, imbuhnya, merupakan proyek yang akan mengembangkan lima lapangan gas laut dalam di Selat Makassar, yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang. Proyek ini diharapkan menghasilkan gas pada tahun 2015 dengan tingkat produksi sekitar 900 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sedangkan Lapangan Jangkrik 2016 dengan tingkat produksi awal sebesar 290 MMSCFD, serta Lapangan Abadi mulai berproduksi 2018 dengan tingkat produksi 355 MMSCFD.
Selama ini pasar ekspor gas Indonesia adalah ke Jepang, Korea dan Taiwan. Namun dalam beberapa tahun ini Cina dan Amerika juga sudah menjadi pasar ekspor gas Indonesia. (Tety)