SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Senin, 11 Juni 2012

Produk Buangan RRC, Di Lempar ke Indonesia

LSM TELINGA LEBAR  : - China akan mengirimkan sebanyak 700 ribu ton produk hulu tekstil dan produk tekstil (TPT) ke pasar domestik pada kuartal II-2012 dinyatakan oleh Apsyfi (Asosiasi Produsen Syinthetic Indonesia).
Masuknya produk buangan itu merupakan dampak dari menurunya nilai ekspor China tersebut ke pasar utamanya Amerika Serikat. Selama kuartal I pada 2012 ekspor benang pintal poliester China ke AS anjlok 42 persen.
Menurut data yang dihimpun oleh LSM TELINGA LEBAR  penurunan ekspor China tersebut akan berdampak pada negara berpenduduk besar yang akan dijadikan pasar buangan produk yang tidak bisa diekspor ke AS maupun Eropa karena kapasitas produksi mereka sangat besar
Sekretaris Jenderal Apsyfi Redma Gita Wiraswasta mengatakan, “China akan membuang atau menjual produknya ke India, tapi ekonomi negara tersebut masih kuat sehingga mereka memilih Indonesia yang secara jarak tidak begitu jauh dari negaranya," katanya pada LSM TELINGA LEBAR di Jakarta akhir pekan ini.
Dia menambahkan, “Terlebih untuk produk sektor hulu seperti serat dan benang, negara produsen benang dan kain seperti Indonesia dan Brazil adalah target utama barang buangan China," tambahnya.
"Produsen China tidak peduli rugi, karena menyimpan stok terlalu lama. Harga normal akan dijual di pasar domestik, kalau domestik tidak bisa menyerap mereka akan buang ke Indonesia dengan harga di bawah produsen kita, dumpinglah. Karena Brasil terlalu jauh jaraknya dengan China sehingga kemungkinan tidak menjadi prioritas," pungkasnya.
Menurut Eko, warga Kedinding Surabaya, perlu diketahui besarnya produk buangan yang akan dijual ke Indonesia akan berdampak pada produsen dalam negeri sendiri, jalan keluar terbaik, sesuaikan dengan kebutuhan Indonesia yang harus diimport harga haruslah dibawah standard,”katanya dengan wajah kurang senang. (TIMSUS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar