SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Senin, 01 Oktober 2012

Produk Perikanan Indonesia Diminati Luar Negeri

DENPASAR,EXTREMMEPOINT.COM : - Beragam produk perikanan Indonesia seperti, ikan beku, udang beku, lobster beku, cumi-cumi beku, fillet ikan beku, tuna kaleng, udang kaleng, sardine kaleng, hingga kecap ikan, dapat diterima oleh pasar dunia. Tercatat, realisasi ekspor hasil perikanan Semester pertama tahun 2012 sebesar US$ 1,9 milyar atau meningkat sebesar 17,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011.
Sementara itu, ekspor produk perikanan Indonesia pada tahun 2011 sebesar 3,5 miliar dolar, naik sebesar 22,95 persen dari nilai ekspor tahun 2010 yang tercatat sebesar 2,8 miliar dolar. Negara yang menjadi favorit tujuan ekspor produk perikanan Indonesia diantaranya, Amerika Serikat mencapai nilai 1,13 miliar dolar, Jepang 806 juta dolar, dan Eropa 460 juta dolar atau 15 persen dari nilai total ekspor. Hal ini dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Gellwynn Jusuf, Senin (1/10), di Kuta-Bali, seusai pemmbukaan sidang ke-32 Codex Committee on Fish and Fishery Products. Dia menjelaskan, meningkatnya realisasi ekspor ini sebagai upaya merealisasikan nilai ekspor yang telah dipatok KKP sebesar 4,2 miliar pada tahun ini. Apalagi, sebanyak 323 produk perikanan asal Indonesia telah mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang merujuk pada standar Codex. ‘’Codex merupakan standar internasional dan menjadi referensi pemerintah, konsumen,produsen dan perdagangan dunia internasional untuk menjamin bahwa seluruh produk yang diperdagangkan di pasar bermutu baik dan aman,’’ ujarnya. Perolehan sertifikasi ini juga menunjukkan keseriusan KKP dalam menyiapkan fondasi kuat di sektor kelautan dan perikanan dengan meningkatkan mutu produk yang lebih tinggi dan diakui secara internasional. Lebih lanjut Gellwynn mengatakan, Indonesia sebagai negara produsen maupun konsumen produk perikanan, telah berkomitmen untuk turut berpartsipasi secara aktif dalam kegiatan Codex. Pasalnya, dinamika pasar dunia cenderung menunjukkan tren perubahan paradigma dari sekedar memenuhi kebutuhan pangan menjadi kesadaran akan keamanan produk perikanan yang dikonsumsinya serta bagaimana proses budidaya dilakukan. . Terkait hal itu, Indonesia mendukung sepenuhnya mandat codex dalam upaya melindungi kesehatan dari para pembeli dan meyakinkan praktik secara adil dalam perdagangan dunia. Indonesia merupakan kali pertama sebagai tuan rumah penyelenggaraan Codex Committee on Fish and Fishery Products. Pelaksanaan sidang Codex ke-32 sendiri diikuti oleh 175 delegasi dari 57 negara anggota Codex dari seluruh dunia. "Codex saya harapkan terus berperan aktif dalam meningkatkan penerimaan produk perikanan asal Indonesia dalam transaksi perdagangan internasional," tuturnya seraya menambahkan, KKP juga terus berupaya mengembangkan pelayanan bisnis ekspor impor dalam rangka mendukung Indonesia National Single Window (INSW) di 5 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berlokasi di 5 propinsi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menyambut era globalisasi. Dalam era perdagangan pangan di kawasan dan global, seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) dan WTO dipersyaratkan produk perikanan memiliki mutu tinggi dan aman harus dikonsumsi. Sehubungan dengan itu, KKP dengan konsisten terus mengembangkan kualitas dan keamanan produk perikanan dengan mengelola resiko dari hazards dan kontaminasi di dalam proses dan pengolahan produk perikanan. Tercatat sampai dengan tahun 2011 terdapat 768 UPI yang telah memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan 505 UPI lainnya telah memiliki sertifikat hazard Analysis Critical Control Point ( HACCP ). ‘’Berbagai pengembangan sarana dan prasarana sistem pelayanan berkualitas tersebut terus kami tingkatkan, seperti karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan,’’ tandasnya.(Tety)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar