DENPASAR, EXTREMMEPOINT.COM : - Seorang
narapidana (napi) penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan,
Badung-Bali, Made Ariyasa (39), Selasa (01/05) sekitar 01.20 Wita
dinihari meninggal, setelah sempat dirawat intensif di rumah sakit (RS)
Sanglah Denpasar sejak Minggu (29/04) lalu.
Ariyasa dinyatakan meninggal dunia akibat terkena serangan jantung. "Berdasarkan pemeriksaan
medis melalui EKG diketahui penyebab meninggalnya adalah karena
serangan jantung," kata Kepala LP Kerobokan, I Gusti Ngurah Wiratna,
Selasa (01/05) siang, di Kerobokan, Badung-Bali.
Ariyasa
adalah napi korban penusukan pada Februari lalu karena diduga berkelahi
dengan sesama penghuni LP Kerobokan. Peristiwa penusukan terhadap
Ariyasa ini disebut-sebut menjadi pemicu terjadinya kerusuhan di LP
Kerobokan pada Februari silam yang sangat menghebohkan di seluruh Tanah
Air dan mancanegara.
Menurut
Wiratna, pihaknya sudah melakukan pelayanan maksimal untuk
menyelamatkan nyawa Ariyasa dengan membawanya ke RS Sanglah. "Tim dokter
juga sudah berupaya maksimal melakukan perawatan, tapi ternyata
nyawanya tidak tertolong," ucap Wiratna.
Terkait
dengan tewasnya Ariyasa ini muncul berbagai spekulasi seputar penyebab
kematiannya. Spekulasi yang paling santer beredar adalah menyebutkan
Ariyasa tewas akibat minum racun.
Menanggapi
hal ini, Wiratna langsung membantah. "Kita tidak pakai menduga-duga.
Hasil medical record dari RS Sanglah diketahui penyebabnya karena
serangan jantung," papar Wiratna.
Wiratna
menjelaskan, Ariyasa memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus (DM),
sehingga makin memperparah kondisinya. Sebelumnya, Ariyasa yang dijatuhi
hukuman penjara selama 4 tahun 3 bulan itu sempat kolaps di dalam
selnya pada Minggu malam, sehingga langsung dilarikan ke RS Sanglah.
Peristiwa
sakitnya Ariyasa ini berawal ketika, Minggu (29/04) sekitar 23.00 Wita
Wiratna melakukan kontrol ke dalam LP Kerobokan. Saat itu rekan satu
blok Ariyasa di Blok C2 memberitahukan bahwa Ariyasa sempat mengeluh
sesak napas. Namun, ketika Wiratna menemuinya, lelaki bertubuh gempal
tersebut terlihat sehat-sehat saja.
“Karena
kami tidak mau mengambil resiko, saat itu juga saya menghubungi
paramedis dan dia langsung kami bawa ke rumah sakit," jelasnya. Dii RS
Sanglah Denpasar Aryasa sempat dirawat di ruang perawatan kelas III.
Tapi keesokan harinya Ariyasa dan keluarganya minta pindah ke ruang
Sanjiwani. Sejak Minggu malam kondisi Ariyasa terus mengalami penurunan
dan detak jantungnya sudah tidak stabil.
Jenazah
Ariyasa pada Selasa (01/05) sekitar 06.00 Wita sudah dibawa keluarganya
ke kampung halamannya di Desa Sangsit, Buleleng. (Tety)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar