SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Rabu, 25 Juli 2012

Kebiadaban Pemerintah negara Myanmar

EXTREMMEPOINT.COM : - Ratusan muslim Rohingnya, Myanmar terlunta-lunta di sejumlah negara. Di Indonesia saja 82 orang imigran ditampung di rumah detensi imigrasi Tanjung Pinang, Kepulauan Riau sudah 10 bulan lamanya. Mereka menunggu suaka politik agar dapat bebas dan menjalankan Ramadan bersama imigran dari negara-negara lain. Menurut Dony Aryanto, Ketua Tim ACT (Aksi Cepat Tanggap) mengatakan, “Jumlah pengungsi di Tanjung Pinang seluruhnya 82 orang. 13 Di antaranya adalah anak-anak. Sisanya adalah pria dewasa. Khususnya status pengungsi, kalau sudah ada penempatannya di mana. Mereka membutuhkan suaka politik,” katanya kepada extremmepoint.com. Selasa (24/07). Dia menirukan kata salahsatu imigran, “Di negaranya, pria usia 20-70 tahun tidak boleh ada yang ada di sana. Mereka bercerita: kami harus pergi. Kalau tidak, kami akan dibunuhnya. Kami tidak diberi hak untuk hidup dan tinggal di sana,” tirunya. “Mereka juga adakan tausyiah sendiri. Beberapa di antara mereka adalah ustadz. Imigran muslim Rohingya terbagi ke dalam dua blok. Setiap blok mengadakan salat berjamaah sendiri-sendiri karena tidak ada ruangan khusus untuk salat,” tambahnya. “Secara fisik mereka sehat, seperti orang-orang kebanyakan. Namun dari raut mukanya terlihat tertekan karena hidupnya tidak bebas. Mereka sangat ingin diperhatikan oleh dunia luar,” ujarnya. Karena belum ada penempatan yang jelas, mereka tetap tinggal di rumah imigrasi. 18 orang di antara mereka sudah memperoleh status sebagai pengungsi dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees). "Kalau masalah kebutuhan fisik semuanya sudah dipenuhi oleh IOM (International Organization for Migration). Petugas medis dan psikolog juga sudah ada. Mereka sempat dua kali melakukan mogok makan, minta agar segera dibebaskan," ungkapnya. Mereka merasa dibedakan dengan imigran lain. Menurutnya, jika imigran dari Bangladesh atau Afghanistan sudah memperoleh suaka politik dalam jangka waktu 2-3 bulan. "Sementara ini, persebaran imigran Muslim Rohingya di Indonesia yang saya ketahui ada di Medan, Aceh, Kepri, Lampung, Bogor, dan Sukabumi. Yang paling banyak di Medan. Kalau di Bogor ada 20 orang," pungkasnya. Kekerasan yang dialami muslim Rohingnya sudah lebih dari 20 tahun. Amnesti Internasional menuduh Militer Myanmar melakukan tindakan kekerasan terhadap etnis muslim Rohingya yang minoritas. ACT menghimbau kepada Pemerintah Indonesia dan dunia Islam untuk memberikan perhatian khusus dan bantuannya. (HM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar