SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Kamis, 06 September 2012

Kesulitan Pangan,Gaplek Jadi Kebutuhan

EXTREMMEPOINT.COM : - Petani Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro mulai beralih dari tanam padi menjadi tanam umbi singkong sedangkan makannya juga dari nasi berubah jadi Gaplek karena akibat musim kemarau yang dibuktikan dengan keringnya waduk dan saluran irigasi.
Akhirnya petani pun mulai beralih dari tanam padi menjadi tanam umbi singkong karena terpaksa hanya tanaman inilah yang dapat untuk menambah pendapatan dan makanan sehari-hari alias menyambung hidup. Menurut Suto, Warga Desa Kunci Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro mengatakan, “Karena tanaman padi sudah tidak bisa berproduksi maksimal kalau kurang air, bahkan bisa mati. Sehingga beralih makan gaplek,” katanya pada extremmepoint.com saat di sawah. Kamis (06/09). Dia menambahkan, “Biar irit dansekedar menyambung hidup makan beras dan gaplek dicampur (nasi tiwul, red)," tambahnya. Warga dan masih banyak keluarga yang tinggal di pinggiran hutan seperti Gondang, Dander dan Bubulan juga mengawali konsumsi gaplek. Karena saat ini mahalnya harga beras juga menjadi faktor bagi warga dengan menambah campuran gaplek. “KIni harga beras sudah mencapai harga Rp 7.500 kualitas biasa, sedangkan yang mutu baik bisa Rp 8.500,” jelas keluarga Suto yang lainnya. Makanan ini dibuat dari singkong atau ketela atau ubi. Singkong dikuliti, lalu dibe lah, dan selanjutnya dijemur hingga mongering. Jika sudah mengering, singkong kering itu disebut gaplek. Selanjutnya, gaplek digiling sehingga menjadi tepung tapioca. Dari tepung tapioca inilah, warga membuat thiwul. Tepung tapioca diberi air secukupnya, lalu ditambah garam dan kelapa yang diparut. Selanjutnya, adonan itu dikukus hingga matang. Adonan dikatakan matang jika warnanya sudah menguning. Dan itu berarti bahwa thiwul siap disantap. Akan terasa lebih nikmat jika ditambah sambal tomat, sayur lodeh, ikan asin, atau dimakan begitu saja dengan ditambahi kelapa yang diparut. Lalu, dimanakah keistimewaan thiwul? Nilai keistimewaan dan gizi thiwul terletak pada rasa dan kandungan mineralnya. Selain harganya yang relatif murah, thiwul biasanya terasa manis-gurih karena bercampur dengan gula jawa dan kelapa yang diparut. Thiwul mengandung sedikit kalori, tetapi memiliki kandungan gizi yang teramat tinggi, di antaranya lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, C, dan dipercaya dapat digunakan untuk mencegah penyakit maag. Menurut Marcel Hariadi, Anggota LSM Telinga Lebar mengatakan, “Pemkab Bojonegoro harus cepat menyikapi hal tersebut jika tidak akan memperburuk pendapatan warganya. Dan sampai kapan warga itu dalam kondisi yang demikian,” katanya pada extremmepoint.com ketika berkunjung ke Bojonegoro. “Pemkab Bojonegoro hendaknya sensitive (peka) untuk mencegah dan menangkal keadaan seperti yang dialami oleh warga ini,” tambahnya dengan singkat. (TIMSUS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar