SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Jumat, 05 Oktober 2012

RRC Pertahankan Kepentingan Vital

EXTREMMEPOINT.COM : - Sengketa Laut China Selatan (LCS) bukan hanya meliputi masalah teritorial dan yurisdiksi saja, namun juga terkait dengan kepentingan dari negara yang bersengketa, khususnya China.
Menurut Mantan Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono, mengatakan, "Sengketa LCS bukan hanya terkait masalah teritorial dan yurisdiksi saja, namun juga terkait dengan masalah kepentingan," katanya usai memberikan sambutan dalam acara Asia-Pacific Security Forum 2012, di Jakarta, Jumat (05/10). Apabila sudah terkait dengan masalah kepentingan, China sebagai negara besar akan berupaya untuk mempertahankan kepentingannya itu. Sementara untuk peran ASEAN, hingga saat ini dia masih belum melihat adanya titik temu terkait dengan kepentingan China yang bisa memungkinkan bagi sepuluh negara ASEAN untuk menantang kepentingan China. "Sampai sekarang saya masih belum melihat adanya titik temu terkait dengan kepentingan China khususnya mengenai sengketa LCS yang bisa memungkinkan sepuluh negara ASEAN untuk menantang kepentingan China," tambahnya. Untuk masalah teritorial dan yurisdiksi, tidak akan ada masalah dan bisa dipastikan China bisa berkompromi dengan berbagai pasal tentang kerja sama antar kawasan ASEAN. "Akan tetapi, apabila sudah meliputi kepentingan, China tidak akan mau. Karena China merupakan negara besar dan memiliki kepentingan sendiri," ungkapnya. Kepentingan China terkait LCS, supaya akses terhadap semua sumber daya mineral dari seluruh dunia termasuk yang melewati itu bisa diamankan oleh China, dan itu kepentingan besar. Hal serupa juga dikatakan Presiden Institute for Strategic and Development Studies The Philippines, Carolina Hernandez mengatakan, "Sengketa itu bukan hanya masalah teritorial saja, namun juga terkait dengan sumber daya alam yang ada di perairan," katanya. Perairan dengan luas 3,5 juta kilometer persegi itu telah diklaim oleh China, dan juga oleh beberapa negara ASEAN. Perairan yang “KAYA” minyak dan gas tersebut meliputi kepulauan Paracel dan Spratley, dan Blok Half Moon juga diklaim oleh negara Philipina. (BONA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar