Situbondo -LSM TELINGA LEBAR:- Meski bocah bernama Tobiyanto (12), anak bungsu dari pasangan suami istri (Pasutri) Zainudi (46) dan Marfuah (41), warga Dusun Sawo, Desa Selomukti, Kecamatan Mlandingan ini mempunyai kelamin ganda atau menurut keterangan tim medis RS dr Syaiful Anwar Malang, Tobiyanto menderita penyakit sex ambiguous genetalia.
Namun, anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasutri yang diketahui berprofesi sebagai buruh tani ini, tetap bersemangat menjalani kehidupan setiap hari bersama teman-teman sebayanya di kampungnya, meski Tobiyanto mempunyai kelamin ganda pembawaan sejak lahir. Bahkan, pada tahun 2011 ini Tobiyanto dinyatakan lulus dari sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau sekolah setingkat Sekolah Dasar (SD) di kampungnya. “Saya ingin menjadi laki-laki tulen, seperti teman-teman yang lain di kampung, namun saya tidak mempunyai biaya untuk melakukan operasi lagi. Sebab, untuk biaya operasi lagi biayanya mencapai Rp. 200 juta,” ujar Tobiyanto, dengan nada semangat, saat ditemui di rumahnya, Rabu (6/7).
Diperoleh keterangan, sekitar tahun 2008 yang lalu, tepatnya pada saat bocah yang akrab dipanggil Totok ini masih berusia sekitar 8 tahun, bungsu dari tiga bersaudara ini sempat menjalani rawat inap di RS Syaiful Anwar Malang. Itupun atas bantuan dari salah seorang pengusaha dan pemilik SPBU di Jawa Timur.
Bahkan, pada tahun 2008 yang lalu tim medis RS Syaiful Anwar Malang itu, telah melakukan operasi sebanyak 12 kali terhadap Tobiyanto, yakni melakukan operasi untuk membesarkan batang Mr P atau alat vital milik bungsu dari tiga bersaudara tersebut.
“Alhamdulillah dari beberapa kali operasi yang dilakukan tim dokter RS Syaiful Anwar itu berhasil. Bahkan, saat ini Tobiyanto sudah mempunyai penis atau alat vital, meski ukuran Mr P-nya masih kecil,” kata Hudari (34), salah seorang gurunya, yang diketahui sering mendampingi orang tua Tobiyanto.
Menurutnya, meski Tobiyanto mempunyai kelainan pembawaan sejak lahir, yakni mempunyai kelamin ganda, namun ia terlihat tetap masih tegar dalam menjalani hidupnya bersama teman sebayanya. Bahkan, Tobiyanto merupakan salah satu siswa yang rajin di sekolah MI. “dia (Tottok red-) termasuk yang paling rajin. Ia pun lulus dengan nilai yang cukup bagus.” imbuh Hudari.
Hudari menambahkan, saat ini Tobiyanto akan menjalani operasi lagi di RS Syaiful Anwar Malang, yakni akan melakukan operasi pengangkatan herniahnya, namun untuk melakukan operasi herniahnya tersebut orang tua Tobiyanto tidak mempunyai biaya.
“Jangankan untuk biaya operasi yang diperkirakan mencapai Rp. 200 juta, untuk biaya hidup keluarganya setiap harinya, terkadang orang tua Tobiyanto pinjam kepada tetangga kanan kirinya. Karena itulah, saya berharap kepada para dermawan agar dapat membantu biaya operasi Tobiyanto,” pintanya.
Sekadar diketahui, anak pasutri yang berprofesi sebagai buruh tani ini sejak lahir tidak mempunyai alat kelamin, namun karena pada saat kecil perwakan kayak perempuan, sejak kecil Tobiyanto rambutnya di panjangkan oleh orang tuanya.
“Memang Tobiyanto lahir tanpa alat kelamin. Hanya saja, di sekitar tempat kelaminnya terlihat seperti ada bekas alat kelamin perempuan dan alat kelamin laki-laki, namun dari hasil pemeriksaan tim medis RS Syaiful Anwar Malang bocah itu cenderung laki-laki,” pungkas Hudari. (Iwn) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar