PASURUAN, EXTREMMEPOINT.COM : - Sutriya (32), warga Desa
Sumberejo, Dusun Ketuwon Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan menjadi
korban penganiayaan hingga menderita memar dan lecet, hal itu dilakukan
tetengganya satu Desa yaitu Hermi dan Si’in karena Hermi (anak Si’in)
disebut Pelacur.
Masyarakat Desa Sumberejo, Kabupaten Pasuruan, Rabu (04/07) lalu gempar. Teriakan minta tolong dan jerit wanita serta anak kecil sontak mengundang beberapa warga untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Warsis
warga setempat kemudian melerai korban dan dua orang pelaku yang
ternyata semuanya wanita, dua gadis kecil berusia sekitar 14-an tahun
yang kemudian diketahui sebagai anak dan keponakan korban nampak tengah
histeris menangis ketakutan.
Keributan
ini pun diselesaikan di rumah Kasun Anang, Korban pemukulan Sutriya
(32) yaitu istri dari Supriadi dan pelaku Hermi dan ibunya Si'in adalah
tetangga sesama warga Dusun Ketuwon. Akar permasalahan adalah Hermi
tidak terima disebut Pelacur oleh
Sutriya, lantas Hermi mengajak Si'in ibunya melabrak Sutriya yang jarak
rumahnya hanya sekitar 10 meter saja. Percekcokan tidak dapat dihindari
hingga kemudian terjadilah penganiayaan tersebut.
Semula
keluarga Sutrya mengharapkan kasus tersebut dapat diselesaikan di Desa,
namun Hermi dan keluarga nampak terkesan bertolak belakang dengan
maksud baik keluarga Sutriya. Beberapa kali Hermi dan keluarganya
dipanggil ke rumah Kasun Anang tapi
tidak datang, kemudian warga dusun secara bersama mendatangi rumah Hermi
lalu memintanya untuk hadir ke rumah Kasun, Hermi dan keluarganya-pun
hadir.
Menurut
saksi yang hadir saat itu Hermi terlihat emosional dan menganggap
percuma saja damai di Desa. "Saya akan mempolisikan kamu." kata Hermi
sambil tunjuk kepada Sutriya. Suasana kian memanas. Karena takut ada
suatu yang tidak diinginkan pihak keluarga Sutriya akhirnya melaporkan
kasus penganiayaan ini ke Polres Pasuruan. Setelah Sutrya divisum dan
memperoleh perawatan lukanya, Hermipun diciduk Polisi dan ditahan
sebagai Tersangka.
Ditemui
dirumahnya Sutriya menuturkan bahwa sebutan pelacur' sepertinya lumrah
untuk Hermi, didampingi kedua orang tua, mertua dan adiknya, Sutriya
nampak kesal dengan pelaku. "Dia (Hermin) pernah saya intai dengan anak
saya, mereka (Hermi dan Supriadi) saling bertemu" katanya. Suami saya
dua bulan tidak pernah pulang ke rumah, pernah kepergok saya, Suami saya
jalan dari arah rumah bu Si'in ibu Hermin, lanjut Sutriya. Kecurigaan
perselingkuhan suami Sutriya dan Hermi bukanlah tanpa alasan.
Seorang
tokoh warga berkisah bahwa setahun yang lalu, Hermi tertangkap basah
tengah berduaan di sebuah rumah kosong dengan Kosim tukang kebon SD di
dusun setempat. Kosim dan Hermi tertangkap basah oleh Santik (istri
Kosim), Tak ayal merekapun digelandang oleh warga ke rumah Kasun Anang.
Peristiwa
tak sedap lainnyapun mewarnai tingkah polah Hermi di lingkungan Dusun
Ketuwon. Saat suami Hermi pergi ke pasar sekitar 02.00 Wib dini hari,
ada saksi mata yang menyaksikan Hermi memasukan laki-laki ke rumahnya.
Saksi segan karena Hermi adalah kader PKK dan suami Hermi adalah Ketua
RT setempat.
Salah
seorang tokoh masyarakat Desa setempat mengharapkan pihak aparat
penegak hukum memberikan sanksi yang setimpal dengan para pelanggar
hukum, agar norma dan masyarakat Dusun Ketuwon khususnya bisa kembali ditegakkan. "Malu kami dengan adanya kejadian ini," tuturnya kepada EXTREMMEPOINT.COM. Sambil mengharap proses hukum bisa berjalan sebagaimana mestinya. (NGH/WEN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar