SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Minggu, 10 Februari 2013

TAHUN BARU IMLEK 2564 DI KLENTENG TIT DHONG SAN KO TEE

SURABAYA,LSM TELINGALEBAR : - Hari Raya Tahun Baru Imlek 2564 yang diperingati kemarin dini hari (10-02-2013) di Klenteng TIT Dhong SAN KO TEE Jalan Cokroaminoto berjalan cukup meriah, karena para umat khusyuk minta perrmohonan doa keselamatan agar negeri Indonesia terhindar dari bahaya dan dihibur penampilan barongsai yang memukau serta pesta kembang api.
Menurut keterangan Yuliani pengurus Klenteng TIT Dhong SAN KO TEE mengatakan, “Tahun baru imlek 2564 yang dirayakan malam dini hari berrtujuan untuk memohon kepada sang pencipta semoga rakyat Indonesia dapat terhindar dari berbagai musibah yang menghampiri dan diberi keselamatan. Selain berdoa untuk keselamatan negara, kami pun berharap semoga generasi muda tidak melupakan akan budaya dan harus melestarikan budaya nenek moyang. Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru Imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun". Menurut The Sang Djien, pengunjjung Klenteng mengatakan, “Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi,” tutur pria tua namun terlihat sehat. Ditempat yang sama, Susanto juga mengatakan, “Tahun Baru Imlek dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut,” paparnya setelah acara Di Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek. Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003. (RIE-WIE).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar