SURABAYA, EXTREMMEPOINT.COM : - Narkoba banyak dikonsumsi oleh Legeslatif, Yudikatif dan Eksekutif. Bahkan Lingkungan sekolahpun jadi terminal.
Di Jawa Timur seperti Surabaya, Madura, Banyuwangi dan Bali tempat pusat strategis
untuk peredaran Narkoba skala besar, hal ini terbukti maraknya
penangkapan dan peningkatan penghuni lapas narkoba. Adapun tempat-tempat
hiburan yang terkenal maupun tidak mereka dengan seenaknya melakukan
jualbeli tanpa ada rasa takut bahkan transaksi tersebut juga dibantu
oleh Aparat.
Madura sangat ramai dengan pestapora narkoba ini dan ternyata aman-aman saja bahkan sempat “Dibuatkan”
tempat seperti warnet, ada bilik-biliknya tetapi sampai saat ini pihak
Kepolisian belum bertindak karena memang disana terkenal amannya.
Berdasarkan
laporan data Badan Narkotika Nasional (BNN) belum lama ini, tiga siswa
dan tiga siswi tingkat sekolah menengah atas (SMA) terbukti menggelar
pesta ganja dan sabu-sabu (SS).
Pada
2011 Bakesbanglinmas Kabupaten Blitar memberikan data, bahwa pemakai
atau pengguna narkoba didominasi banyak kelompok remaja usia 18-28 tahun
daripada orang dewasa. Hal ini sangat prihatin sekali juga perlu
pengawasan ketat dari keluarga dan Pihak Kepolisian.
Menurut
Ahmad Tamim atau dikenal dengan sebutan Gus Tamim, Ketua Komisi IV DPRD
Blitar mengatakan, “Bagi kami ini mengejutkan. Dan tidak bisa dibiarkan
begitu saja. Karena yang terjadi di lingkungan pelajar, lembaga terkait
(dinas pendidikan) sudah seyogyanya mengambil langkah antisipatif, “
katanya pada extremmepoint.com.
Dia
menambahkan,” Itu merupakan fenomena yang harus memperoleh perhatian
serius dari seluruh kalangan, terutama dinas pendidikan (diknas). Hal
itu mengingat Blitar bukan kategori daerah tingkat dua yang memiliki
fasilitas sebagaimana kota metropolis. Tetapi anehnya benda-benda
terlarang tersebut seperti bisa beredar dengan leluasanya,” tambahnya
dengan serius.
Menurut
Abdul Faqih (60), warga Burnei, Desa Rabesan-Madura mengatakan,
“Ditempat itu memang sering didatangi orang-orang luar Madura meskipun
banyak dari masyarakat setempat juga menggunakan seperti pil, daun hijau
dan sabu (bubuk warna putih) bahkan digunakan ditempat itu juga,”
katanya pada extremmepoint.com Minggu (13/05), dan dia minta untuk diberikan jaminan keselamatan dirinya.
Dia
menambahkan, “Lucunya mengapa tidak ada aparat yang menangkap dan
menutup tempat tersebut. Saya jadi miskin, keluarga berantakan, hutang
dimana-mana, rumah, sawah disita bank yang akhirnya saya jualan soto,
demi menghidupi diri saya sendiri,” tambah pria renta sambil berlinang
air mata.
Menurut Ketua LSM TELINGA LEBAR, Benhard Manurung, SH, MHum mengatakan, “Narkoba merusak Bangsa dan generasi muda, pondasi-pondasi serta sendi-sendi Negara. Kami atas nama Rakyat melalui LSM TELINGA LEBAR
meminta Presiden dan jajarannya Polda Jatim untuk menutup tempat
tersebut, untuk mengusut tuntas para Bandar, Penyuplai, dan Pendana
kegiatan transaksi narkoba,” tegasnya Minggu (13/05) 21.35 Wib.
Dia
menambahkan, “Kami akan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden, dan
apabila belum ada tindakan maka Kami atas nama Rakyat melalui LSM TELINGA LEBAR
akan menkonsolidasikan elemen-elemen masyarakat dan Ormas-Ormas untuk
menutup tempat itu,” pungkas pria berwajah ganteng dengan sorot mata
yang tajam dikantornya Jalan Pahlawan, Surabaya.
Perlu diketahui LSM TELINGA LEBAR
mempunyai misi Pengawal Hukum Dan Pengawas Kinerja Aparatur Negara.
Dalam pergerakannya selalu vokal terhadap kebathilan dan sangat Peduli
terhadap Rakyat Kecil yang tertindas.
BNN
menemukan sebanyak 8.500 anak dengan latarbelakang pendidikan
setingkat sekolah dasar (SD) sudah mengenal narkoba. Sejumlah kasus
menunjukkan pada usia 7 tahun, mereka sudah menggunakan narkoba dengan
model inhalan (menghisap) atau popular di kalangan para anak jalanan
(anjal) dengan istilah “ngelem”. (KYY)
Bersambung……………………………………………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar