SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Rabu, 25 April 2012

Polda Sulut Harus Cepat Ambil Langkah


MOTOLING, EXTREMMEPOINT.COM : - 10 unit mobil pribadi, milik Polres Minsel, Kejari Amurang dan lainnya hancur yang juga adanya penjarahan di Desa Picuan dan Picuan Satu Kecamatan Motoling Timur pada Jumat (20/04) dinihari. Peristiwa tersebut dilanjutkan dengan pengrusakan rumah Vecky Rumondor yang disebut sebagai tokoh masyarakat Picuan Raya pada Selasa (25/04).
Masih hangat peristiwa yang menimpa Desa Picuan dan Picuan Satu Kecamatan Motoling Timur.  Setelah 10 unit mobil pribadi, milik Polres Minsel, Kejari Amurang dan lainnya hancur. Juga semua peralatan yang ada ikut dijarah. Kini Selasa (25/04) tengah malam rumah milik Vecky Rumondor yang dikenal sebagai tokoh masyarakat Picuan Raya dilempari batu pada malam hari. Akibatnya, rumah tinggal tersebut baik kaca maupun lainnya rusak.
Sayangnya, petugas Polres Minsel yang katanya berjaga-jaga disana tak ikut mengamankan lokasi perusakan rumah. Kapolres Minsel AKBP Sumitro, SH melalui Kasat Reskrim AKP Yana Supriatnamenyebut petugas ada. ‘’Dan Polsek Motoling yang turun. Pastinya, lokasi Picuan aman,’’ kata Supriatna.
Menurut keluarga Vecky Rumondor mengatakan, ‘’Kami sangat terkejut, bayangkan sedang tidur. Tahu-tahu, batu bertubi-tubi datang. Akibatnya, kaca pecah, atap seng bocor dan kursi tamu rusak. Dan tak ada petugas disana samasekali,’’ katanya pada extremmepoint.com dan dia meminta ubtuk tidak disebutkan namanya.
Menurut Benny Rhamdani, Anggota DPRD mengatakan, “Pemerintah harus betul-betul berkomitmen menolak segala bentuk pertambangan sepanjang pertambangan itu berpotensi menimbulkan kekacauan dan chaos sosial,” katanya pada extremmepoint.com.
Masyarakat Picuan merupakan korban dari tindakan kekerasan yang dilakukan aparat akibat rencana akan pengoperasian perusahaan tambang PT SEJ.
Dia menambahkan, “Ini harus menjadi perhatian serius Kapolda Sulut karena aksi kekerasan dan perlawanan rakyat sering disebabkan anarkisme dan tindakan kesalahan prosedur dari aparat,” tambahnya.
Masih dia menjelaskan, “Dari sepuluh kendaraan yang di rusak masyarakat ternyata didalam kendaraan terdapat samurai dan cakram. Alat-alat ini biasanya digunakan oleh para penambang. Pertanyaannya adalah kalau kendaran-kendaraan ini digunakan oleh aparat resmi negara, kenapa mereka mempersenjatai diri dengan cakram dan samurai?” jelasnya.
“Dalam skenario untuk mengadu domba penambang diluar Picuan Apakah mereka dibantu oleh penambang atau rakyat Picuan? Ini harus diusut secara serius dan tuntas oleh kepolisian daerah,” pungkasnya. (OKT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar