DENPASAR, EXTREMMEPOINT.COM : - Keputusan
badan dunia Unesco yang menetapkan Budaya Subak di Bali sebagai salah
satu Warisan Budaya Dunia akan sangat menguntungkan bagi Bali, karena
image Bali akan semakin bersinar. Hal ini akan dapat menjadi pemicu
wisatawan mancanegara (wisman) untuk makin banyak berkunjung ke Bali
guna melihat Subak.
"Untungnya bagi Bali, image Bali akan semakin bersinar. Wisatawan mancanegara akan makin
banyak yang ke Bali untuk melihat subak. Pemda harus siap-siap untuk
itu," kata Ketua Grup Riset Sistem Subak, Profesor Wayan Windia, Minggu
(20/5), di Denpasar.
Subak
adalah organisasi tradisional di Bali yang mengatur tentang sistem
pengairan sawah di Bali. Sistem subak ini sudah dikenal petani di Bali
sejak puluhan tahun lalu.
Wayan
Windia yang juga Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas Udayana (Unud)
Denpasar itu merasa sangat gembira dengan adanya penetapan dari Unesco
terhadap subak di Bali tersebut. Hal ini karena Windia telah lama
menantikan turunnya keputusan Unesco ini. "Sebagai orang yang ikut
merancang proposalnya tentu sangat gembira. Keputusan ini kita tunggu
sudah 12 tahun," tuturnya.
Dengan
adanya penetapan ini Wayan Windia mengharapkan pemda di Bali terbuka
pikirannya agar mengayomi subak tersebut untuk menjadi subak abadi.
"Subak sebagai warisan budaya Bali ada potensi abadi kalau pemda
concern. Selama ini perhatian pemda terhadap subak dan pertanian belum
cukup. Terbukti alih fungsi sawah di Bali lebih dari seribu hektare per
tahun," paparnya.
Wayan
Windia membenarkan secara materi Bali tidak memperoleh apa-apa dengan
penetapan ini, karena di dunia sekarang ini ada sekitar 600 warisan
budaya dunia. Unesco hanya memberi stempel dan image terhadap budaya
subak ini. "Tanggung jawab subak tetap ada pada masyarakat di Bali,
sedangkan Unesco hanya memberi stempel dan image," imbuhnya.
Dalam
hal ini, menurut Wayan Windia, yang terpenting adalah harus dibuat
kondisi agar petani merasa senang dan menguntungkan sebagai petani.
Dengan demikian pertanian dan subak di Bali akan tetap abadi.
Sekarang
ini, lanjutnya, di Bali ada sekitar 1.599 subak yang kondisinya
terpinggirkan. "Subak sekarang seperti anak ayam yang kehilangan
induknya. Hidup segan, mati tak mau," tegasnya. (TETY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar