Terkait pengiriman tebu Situbondo keluar daerah Situbondo (EXTREMMPOINT.COM) - Ribuan karyawan Pabrik Gula (PG) bersama serikat buruh perkebunan PTPN XI berikut para sopir truk angkutan tebu, Jumat (21/10) melakukan aksi unjuk rasa dengan cara mendatangi kantor DPRD Situbondo, mereka menuntut agar pengiriman dan penjualan tebu Situbondo ke PTPN X segera dihentikan. Pasalnya, mereka menilai penjualan tebu yang dilakukan oleh para petani tebu Situibondo kepada para investor luar. Hal tersebut dapat merugikan PG yang ada di Situbondo. Bahkan dapat mengancam keberadan PG untuk tidak beroperasi atau kolab. Selain itu, penjualan tebu kepada para investor di luar daerah itu, juga dapat menyebabkan terjadinya PHK besar-besaran para karyawan PG di Situbondo. Seperti yang diungkapkan oleh Beta Prakoeswa selaku Ketua Serikat Pekerja Perkebuan PTPN IX, aksi damai dengan cara menyampaikan aspirasi ini ke Kantor DPRD Situbondo. Ini dilakukan dengan tujuan untuk menepis adanya isu kalau PG Asembagus hanya giling hingga pada bulan Oktober. “Kami meminta agar Pemkab Situbondo segera bertindak tegas terhadap petani tebu yang mengirimkan dan menjualkan tebunya ke luar kebupaten, PTPN X itu membeli tebu kita dengan harga Rp 65 ribu perkuwintalnya. Sebab, kalau tidak beli dengan seharga tersebut maka PTPN X itu tidak akan bisa giling,” katanya . Akibat terjadinya pengiriam tebu S itubondo ke luar kabupaten itu, dapat memicu penggilingan tebu pada masing-masing PG yang ada di Situbondo tidak dapat mencapai sesuai target karena pasokan tebu yang berkurang. Bahkan, yang paling merasakan dampak dari pengiriman tebu ke luar Situbondo itu, adalah buruh tebang tebu serta sopir truk pengangkut tebu. “Yang sangat dirugikan saya pikir tetap petani tebu, seharusnya petani mendapatkan harga yang lebih baik dari harga tebu di Situbondo,” tukas Beta Prakoeswa. Kepala Bagian Tanaman PG Asembagus Muhammad Hidayat menyatakan, banyaknya pengiriman tebu ke luar kabupaten, memang mengancam keberadaan sejumlah PG yang ada di Kabupaten Situbondo. “Kalau tebu terus berkurang, maka dalam waktu singkat PG Panji, Olean dan Wringianom akan ditutup,” ujar Moh Hidayat. Menanggapi tuntutan ribuan karyawan PG, Bupati Situbondo Dadang Sugiarto dan Ketua DPRD Zainyah, kedua pimpinan di Kabupaten Situbondo itu langsung memenuhi tuntutannya, yakni untuk menghentikan petani agar tidak menjual tebunya ke luar Kabupaten Situbondo. Menurut Bupati, dalam waktu dekat ini pihaknya akan membahas mekanisme dan teknis untuk menghentikan pengiriman tebu ke luar Situbondo dengan melibatkan dinas terkait dan Polres serta Kodim.“Ini baru keputusan yang sama antara Bupati dan DPRD,” ujar Dadang Wigiarto SH.(IWN) |
Jumat, 28 Oktober 2011
Karyawan PG Situbondo Luruk Kantor DPRD
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar