Jember (EXTREMMPOINT.COM) - Datangnya musim hujan sebagai pertanda memasuki musim tanam (MT) 2011 disambut gembira oleh semua petani di Kabupaten Jember, namun demikian menyikapi kondisi tersebut diharapkan petani tidak mengambil langkah spontanitas untuk terburu-terburu menyebar benih di areal persawahannya. Mengingat petani juga harus lebih mencermati turunnya hujan, apakah hujan itu turun dalam waktu relatif lama atau hanya beberapa saat saja. Kalau hal itu terjadi bukan malah benih akan tumbuh dengan baik namun justru sebaliknya akan mati, mengingat tersedianya air dalam jumlah mencukupi sangat dibutuhkan oleh tanaman padi dan berpengaruh pada produktifitas. Dengan adanya musim hujan dan sudah ditunggu sejak empat bulan lalu, diharapkan petani mampu mengoptimalkan tanaman pangannya. Dalam wawancara melalui telepon, sekretaris Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Jember, Jumantoro mengatakan, agar produktifas pertanian tahun 2011 ini lebih baik ketimbang tahun sebelumnya, petani perlu menerapkan kaedah pertanian secara benar. Jumantoro petani sukses asal Kecamatan Arjasa lantas mencontohkan, pemakaian pupuk juga perlu diperhatikan, baik itu pupuk organik maupun non organik. Selain itu dalam memasuki musim penghujan petani juga harus mewaspadai hama organisme penganggu tanaman (OPT), sebab OPT mulai merebak dan merusak tanaman padi ketika MT berlangsung.Kalau perkembangbiakan OPT ini tidak disikapi, maka dipastikan ancaman gagal panen akan menimpa petani dan praktis akan berdampak pada ketersediaan beras nasional. “Musim hujan memang sangat ditunggu oleh petani namun demikian juga harus lebih berhati-hati dalam menebar benih, jangan asal menebar benih saja tapi lebih dari itu perlu dilihat apakah musim hujan itu benar-benar sudah pasti atau belum.Dari pantauan dilapangan memang saat ini kecenderungan hujan di Kabupaten Jember sudah merata di seluruh kecamatan,” kata Jumantoro, Jum’at (21/10). Data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyebutkan curah hujan tahun ini tidak jauh beda dibanding tahun sebelumnya, namun demikian hujan juga berpotensi terjadinya luapan air dan dapat merendam hamparan tanaman padi.Melalui kelompok tani dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). “Setidaknya perlu juga diperhatikan keberadaan saluran irigasi, apakah saluran tersebut bisa berfungsi dengan baik saat musim hujan,”ungkap Jumantoro. Saat ditanya jenis benih padi apa yang tahan hujan sehingga petani bisa diuntungkan?, Jumantoro petani sukses asal Desa Candijati Kecamatan Arjasa mengakui saat ini belum ada satupun jenis varitas tanaman padi tahan hujan. Namun demikian hal itu bisa disiasati dengan melakukan kordinasi dengan kelompoknya dalam memilih jenis tanaman padi. Jumantoro berharap, tanam padi bersamaan memasuki MT kali ini setidaknya benar-benar bisa terpantau sehingga produktifitas akan mengalami peningkatan dan kesejahteraan petani semakin membaik.Ketersediaan pupuk di pasaranj dalam jumlah cukup sangat mendukung kelancaran MT, dengan demikian diharapkan pada awal bulan Februari atau Maret tahun depan musim panen bisa berlangsung sehingga stok pangan di Kabupaten Jember aman. Sementara itu Plt Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Joko Soponyono, MSi berharap musim hujan tahun ini tidak terlampau menganggu tanaman padi milik petani, dengan demikian produktifitas tanaman padi lebih meningkat dan ketersedian beras cukup serta harga beras bisa stabil.(FENDY) |
Jumat, 28 Oktober 2011
Tanam Petani Lebih Optimalkan Tanaman Pangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar