SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Jumat, 28 Oktober 2011

Pemkab Antisipasi Banjir Aliran Sedimen


Jember (EXTREMMPOINT.COM) - Satu masalah yang tak pernah lepas dari perhatian Pemerintah Kabupaten Jember, ketika memasuki musim hujan, yakni ancaman banjir dan tanah longsor. Kondisi yang seperti ini hampir setiap tahun dihadapi masyarakat dan Pemkab Jember.

Untuk menghindari terjadinya bencana yang lebih besar seperti di Panti pada awal tahun 2006 lalu, Pemkab Jember melalui Satlak Penanggulan Bencana (Satlak PB), berupaya terus melakukan sosialisasi berkaitan dengan terjadinya bencana kepada masyarakat. Langkah ini dilakukan, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana proses bencana itu sendiri, dan bagaimana cara menghindarinya agar tidak menimbulkan korban besar.

“Siwa diberi pemahaman dan wawasan tentang kebencanaan dan pengelolaan hutan. Harapannya, ke depan mereka akan lebih paham dan mengerti bagaimana seharusnya mengelola hutan yang benar,” ujar Drs H Eddy B Susilo, M.Si, Sekretaris Satlak PB Kabupaten Jember, dalam acara Sosialisasi dan Diskusi Panel dalam rangka Kampanye Nasional Konservasi dan Pengelolaan Hutan, di aula Dispendik (22/10).

Pemberian pemahaman kepada siswa dan masyarakat berkaitan dengan bencana ini, lanjut Edy, karena sebagaimana diketahui Jember dengan kondisi alam yang terdiri atas sungai dan pegunungan memiliki tingkat kerawanan terjadinya bencana yang cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat, hampir setiap tahun di sejumlah daerah yang memang dikenal rawan, selalu saja terjadi bencana, entah karena putting beliung, banjir, bahkan tanah longsor.

“Tiga alat sudah kita pasang di perkebunan Kalijompo untuk mendeteksi terjadinya bencana. Dengan alat ini diharapkan masyarakat tahu bagaimana ketika ada tanda-tanda bencana dan bagaimana menyikapinya,” papar Eddy yang juga Kepala Bakesbangpol Linmas Kabupaten Jember.

Asisten II, Drs Slamet Urip Santoso, yang dalam acara itu bertindak mewakili Pj Bupati Jember, dalam sambutannya menjelaskan, bahwa sosialisasi konservasi dan pengelolaan aliran sediment sangat penting untuk daerah seperti Kabupaten Jember. Ini karena, dengan jumlah penduduk sekitar 2,3 juta jiwa, Jember merupakan daerah yang rawan terjadinya tindak perusakan hutan melalui aksi perambahan dan pengalihfungsian hutan.      

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, utamanya siswa untuk lebih mengenal dan mencintai alam serta mengantisipasi terjadinya banjir maupun tanah longsor,” kata Asisten II, yang membacakan teks pidato Pj Bupati.  

Kasubdit Konservasi Prasarana Sedimen, Direktorat Sungai dan Pantai pada Direktorak Jenderal, Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum, Ir Arung Samudra, M,Si, menambahkan, bahwa tingkat kerawanan terjadinya bencana, khususnya di Pulau Jawa terbilang cukup tinggi. Tingginya tingkat kerawanan terjadinya bencana ini, kebanyakan dialami daerah dengan jumlah penduduk yang tinggi pula.

Masyarakat di daerah ini memiliki kecenderungan untuk melakukan perusakan hutan guna kepentingan ekonomi, semisal menebang kayu atau merubah fungsi lahan di hutan menjadi areal pertanian. Oleh karena itu, perlu pemberian pemahanan kepada masyarakat tentang proses terjadinya bencana, untuk selanjutnya informasi dan pengetahuan seperti ini perlu disebarluaskan.

“Masyarakat bisa menjadi subyek dalam penanggulangan bencana aliran sediment, karena dengan terlibatnya semua pihak, maka upaya penanggulangan bencana aliran sediment bisa lebih efisien dan tepat sasaran,” imbuhnya.(SALAM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar