SELAMAT DATANG DI TELINGALEBAR.BLOGSPOT.COM-*PENGAWAL HUKUM DAN PENGAWAS KINERJA APARATUR NEGARA SERTA NKRI HARGA MATI-*

Rabu, 12 Oktober 2011

TERPEROSOK KE LIMBAH, KAKI TUKANG BECAK MELEPUH

Situbondo (EXTREMMEPOINT.com)- Nasib tragis dialami Hariyanto (32), warga Jalan Brigjen Katamso, Desa Badean, Kecamatan Parajekan, Bondowosog. Betapa tidak, pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai penarik becak itu harus rela terbaring tidak berdaya di Rumah Sakit (RS) Elizabeth Situbondo, karena sebagian anggota tubuhnya melepuh akibat terperosok ke tempat pembuangan limbah sisa pembakaran salah satu Pabrik Gula (PG) Prajekan Bondowoso.

Peristiwa naas yang dialami bapak satu anak ini terjadi saat korban bermaksud untuk mencari burung di sekitar areal tempat  pembuangan limbah PG di Desa Pandak, Kecamatan Klabang, Bondowoso. Tanpa dia sadari, kakinya terperosok ke dalam timbunan limbah PG tersebut.
          
Seperti yang diungkapkan  Sri Kusiyanti, 27, istri korban mengatakan, sebenarnya sehari-hari suaminya itu berprofesi  sebagai penarik  becak. Namun, pada saat itu suaminya itu pergi bersama seorang temannya untuk mencari burung. Nah,  ketika sampai di sekitar tempat pembuangan limbah PG tersebut, peristiwa itu terjadi.

Namun, pihak keluarga   baru mengetahui kejaadian tragis yang menimpa Hariyanto. Itupun setelah ditelepon rekan korban yang pada  hari itu pergi mencari burung bersamanya. “Saya baru tahu  suami mengelami kecelakaan, itupun setelah suami  saya sudah dievakuasi ke RS ini (RS Elizabeth, Red). Makanya saya langsung menyusul ke sini,” ujar ibu satu ini, saat ditemui di RS Elisbaeth Situbondo, Jumat (7/10).
          
Sri menambahkan, berdasarkan pengakuan rekan korban, suaminya itu terperosok ke tempat pembuangan abu limbah pembakaran PG Prajekan hingga kedua tangan dan kakinya melepuh akibat luka bakar. Anehnya, bagian permukaan timbunan limbah itu sudah dingin. “Mungkin di dalam timbunan abu itu masih sangat panas,” duganya.
          
Menurut Sri, pihak PG Prajekan mengklaim bahwa tempat pembuangan limbah tersebut sudah empat tahun terakhir tidak difungsikan. “Sampai hari ini (kemarin), suami saya masih terbaring lemah. Untungnya, pihak PG bersedia menanggung biaya perawatan suami saya,” pungkasnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar